Senin, 21 Februari 2011

Intra Uterine Fetal Death (IUFD)


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses alamiah yang terjadi pada wanita. Walaupun proses tersebut alami, masih terdapat kemungkinan untuk berkembang menjadi patologis. Untuk itu, pemerintah mencanangkan suatu program yang bernama Making Pregnancy Safer (MPS). Misi dari program ini adalah kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman, serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat. Program MPS diharapkan dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) ( Matwrnal. Neonatal, 2002). AKI yang diharapkan dicapai pada tahun 2010 adalah 135/100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB 16/100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2003, AKI Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran hidup, masih sangat jauh dari target yang diharapkan.
Pada lebih dari 50 % kasus, etiologi kematian janin antepartum tidak dikenal atau dapat ditentukan. Penyebab yang berkaitan mencakup penyakit hipertensi pada kehamilan, diabetes mellitus, eritroblastosis fetalis, kecelakaan tali pusat, anomali janin bawaan, infeksi janoin atau ibu, perdarahan fetomaternal dan antibodi antifosfolipid. (Hacker, 2001) 

SATPEL PERAWATAN PAYUDARA


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan         : Perawatan payudara (breast care)
Subpokok bahasan   : Perawatan payudara pada ibu nifas
Sasaran                     : Ibu nifas dan hamil trimester III
Tempat                     :
Hari, tanggal            :
Waktu                      : 

Hiperemesis Gravidarum


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala- gejala ini menjadi lebih berat.
Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)